Saturday, April 18, 2015

Cat Island - Pulau yang Meluruh dan Lenyap

Pada saat ini lima tahun yang lalu, Cat Island, di lepas pantai Louisiana, sedang bersiap-siap untuk menjadi tempat musim kawin. Pada musim semi, burung-burung langka dan terancam punah, seperti pelikan coklat, datang dari segala penjuru untuk bersarang di pulau kecil seluas 2,2 hektar ini, menjadikannya sebagai penangkaran keempat terbesar di kawasan Teluk Meksiko. Setelah menetas, anak-anak burung akan meninggalkan pulau ini untuk kemudian kembali kepulau ini untuk kawin dan bertelur di pepohonan bakau setinggi delapan kaki.



Malangnya, pada tanggal 20 April 2010, bencana melanda. Ledakan Rig Minyak Deepwater Horizon memuntahkan minyak ke Teluk Meksiko selama 87 hari berturut-turut.

Sekarang, setelah 5 tahun kemudian, seperti yang ditunjukkan dalam video dari National Geographic dibawah, minyak menyusup ke Cat Island, membunuh sistem akar hutan mangrove tersebut. Tanpa akar yang menahan lapisan tanah dan sedimen yang membentuk pulau, laut mulai menggerus dan menyapu sedimen pulau. Cat Island pun akhirnya menghilang.



Burung-burung yang ingin kembali ke tempat penetasan mereka, tidak punya tempat untuk bertelur dan mengasuh anak-anak mereka. Alih-alih terbang mencari tempat lain, mereka saat ini justru tidak berkembang biak sama sekali. Seandainya saja pulau ini memiliki sembilan nyawa....



____________________________________________


Senin, 20 April 2015, menandai lima tahun sejak rig Deepwater Horizon meledak, yang menewaskan 11 orang dan memuntahkan sedikitnya 3,19 juta barel minyak ke Teluk Meksiko. Peristiwa tersebut menjadi salah satu bencana lingkungan terburuk dalam sejarah AS, dan apa yang terjadi dengan cat island hanya salah satunya. Kerusakan yang disebabkan oleh tumpahan minyak BP ini sangat serius, dan berkelanjutan.


Dan dibawah ini kerusakan-kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh tumpahan minyak dari rig Deepwater Horizon


Lima tahun telah berlalu dan BP (perusahaan pemilik rig) masih menghindar dari tanggung jawab.


Baca Juga:








Sumber: National Geographic

Popular Posts